Kurang lebih 8 tahun ini intensitas traveling saya mulai meningkat. Selain berpergian sendiri atau bersama teman-teman atau keluarga untuk liburan, atau berpergian untuk seminar, orang tua saya sering berpergian ke luar kota untuk bekerja dan tidak jarang saya diajak untuk turut serta supaya dapat melihat dan menikmati kota-kota di Indonesia selagi menunggu orang tua saya rapat. Seiring meningkatnya intensitas tersebut, demand dan pengalaman saya saat berpergian pun jadi sedikit meningkat (belum expert lho, masih banyak yang jauh lebih expert! jadi seperti yang saya ungkapkan di judul, ini bukan review atau pendapat expert, murni opini saya yang beginner ini :) )
Dari yang tadinya nyaman-nyaman saja menggunakan koper apapun, sekarang saya mulai picky dengan koper. Kalau rodanya tidak smooth saat rotasi saya suka kesel sendiri, karena saat harus membawa koper ukuran besar disaat traveling sendiri, belum lagi harus transit ganti pesawat, lumayan melelahkan kalau harus menggeret-geret koper yang rodanya macet-macet.
Dan, untuk koper saya pribadi cocok sekali dengan merk Lojel. Merk asli jepang ini cocok dengan kebutuhan dan budget saya. Inginnya sih Rimowa ya, tapi apa daya budget belum cukup, hehehe. Berikut penilaian saya untuk koper lojel:
- Kegunaan: 4/5. Koper lojel milik saya sangat ringan, namun kuat. Jadi saat harus traveling menggunakan budget airline dan tidak dapat jatah checked in baggage lumayan membantu, bukannya berat di kopernya sendiri.
- Portability: 4/5. Ini yang paling penting, walaupun bawaan seberat apapun, kalau body dan roda kopernya bagus, tetap nyaman saat harus menggeret koper, bisa jalan cepat di airport, efisien saat harus melewati beberapa kali bag screening, dan pastinya akan menghemat waktu kan.
- Value: 4/5. Harga koper kabin saya seperti di atas sekitar Rp 2.000.000. Cukup murah sih dibandingkan dengan kegunaan dan efisiensinya. Oh ya, koper Lojel saya juga awet. Sudah sekitar 5/6 tahun saya miliki (pantas saja rupanya sudah ngga karuan ya :p).
- Durability: 4/5. Koper ini cukup awet. Dan resletingnya menggunakan teknologi double-coil zipper jadi lebih aman jika ada yang mencoba menjebol resletingnya.
Tote bag (Fossil)
Sementara, untuk tas tangan, saya bukan tipe orang yang suka menggunakan backpack dan alasannya murni karena bukan style saya hahaha. Jadi, jatuhlah pilihan saya pada tote bag yang memiliki resleting, supaya muat banyak, bisa mencakup essential things saya (dompet, make up bag, stationery case yang berisi bolpoin, earphones, charger, powerbank, buku bacaan, notebook, dan kamera saya) dan juga aman. Aman bagi saya saat menentukan untuk beli tas ini adalah yang penting memiliki resleting. Saya belum kepikiran untuk beli tas yang tahan saat digunting/disobek menggunakan pisau ataupun memiliki kunci sehingga aman dari copet. Baru kemarin saat ke Tibet dan bertemu dengan mba Anggi, dia memberi tahu saya pengalamannya saat kecopetan dan sejak itu dia menggunakan tas yang anti sobek dan memiliki kunci saat traveling. Next time sepertinya saya akan menabung dan mencari tas dengan kriteria tersebut yang sesuai dengan style saya. Thanks infonya, mba Anggi! :)
Ngomong-ngomong soal tas Fossil saya dengan tipe "Emma Shopper", berikut penilaian saya dan kenapa saya memilih tas ini untuk teman traveling saya:
- Kegunaan: 4/5. Saya pribadi suka dengan ruang penyimpanannya yang luas, jadi semua essential things saya, termasuk kamera mirrorless Fujifilm XA3 saya bisa masuk di dalamnya. Yang paling saya suka, back pocket di belakang tas ini bisa untuk menyimpan passpor, ktp, handphone, dan boarding pass. Jadi, saat semua barang-barang penting aman di dalam bagian yang ber-resleting, barang-barang yang harus sering keluar masuk selama di airport seperti boarding pass dan sejenisnya bisa diletakkan di back pocket. Efisien deh, karena tidak perlu berkali-kali membuka tutup resleting!
- Value: 3/5. Harga tas tersebut sekitar Rp 2.000.000. Cukup sesuai dengan kegunannya, namun baru 1 tahun beberapa kulitnya sudah sedikit mengelupas :(
- Durability: 3/5. Seperti yang saya bilang di atas, baru satu tahun tapi beberapa kulitnya sudah mengelupas.
- Style: 4/5. Saya suka hampir semua pilihan warna dari seri tas Fossil "Emma Shopper" ini. Dan sesuai dengan taste saya sih, simple, berwarna calm dan netral, dan cocok dipasangkan dengan dress, rok, ataupun pants.
Debit Prioritas (Bank Jatim), Kartu Kredit Co-Branding (BNI Garuda Indonesia Platinum),
Kartu Asuransi Perjalanan (Zurich)
Concordia Lounge at Lombok International Airport
Mengenai keuangan saat traveling, menurut saya 3 hal ini penting sekali untuk dimiliki:
1. Asuransi perjalanan. Beberapa waktu yang lalu, ibu saya mengalami patah tulang tangan saat main ski di Korea. Ibu langsung dibawa ke klinik terdekat, dilakukan foto radiologi dan diberikan emergency stabilization and fixation. Berikutnya ibu harus menjalani operasi dengan biaya yang tidak sedikit. Kebayang ngga, kalau ibu tidak punya asuransi perjalanan? Untungnya kami selalu menggunakan asuransi perjalanan. Ada dua tipe asuransi perjalanan: tahunan dan sekali jalan. Karena tahun ini saya sedang PTT dan tidak bisa terlalu banyak traveling saya memilih membeli asuransi hanya saat akan berpergian. Tapi, kalau kita sering traveling lebih baik membeli asuransi perjalanan tahunan sih, karena harganya akan jauh lebih murah, mulai Rp 2.500.000 untuk 1 tahunnya.
- Sebagai gambaran, saat ke Tibet kemarin karena perjalanan yang mencapai ketinggian 5.200 meter di atas permukaan laut, saya beresiko terkena Accute Mountain Sickness (AMS) hingga edema cerebral dan edema paru yang tentunya beresiko kematian. Kebayang ga jika saya tidak memiliki asuransi dan terserang AMS saat di ketinggian 5.200 meter sementara untuk menyembuhkan AMS, sebaiknya kita segera turun ke ketinggian yang lebih rendah secepatnya? Dengan asuransi, saya memiliki akses ke emergency care yang bisa menjemput saya dengan helikopter in case terjadi hal yang tidak diinginkan. Asuransi juga bisa memenuhi biaya yang dibutuhkan untuk keluarga kita yang ada di Indonesia berangkat ke tempat kita dirawat untuk menjaga kita, seandainya kita harus dirawat di luar negeri saat dalam masa perjalanan. Bayangkan kalau tidak punya asuransi, berapa biaya yang harus dikeluarkan? Belum lagi biaya rumah sakit di luar negri yang pastinya gila-gilaan.
- Saat ke Tibet kemarin saya membeli asuransi Zurich Passport Worldwide seharga Rp. 880.000 yang menyanggupi destinasi yang berada di ketinggian 5.200 meter di atas permukaan laut. Mengenai asuransi, banyak perusahaan penyedia asuransi perjalanan, yang penting baca saja polisnya dan pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan.
- Contoh case lainnya, saat kita berlibur di negara yang sedang musim dingin, tidak disangka koper kita tidak sampai saat kita mendarat karena tertinggal di tempat transit, pasti kita harus membeli keperluan seperti coat dan boots dong jika tidak ingin kedinginan? Sementara harga barang-barang tersebut tidak murah. Nah, asuransi akan mengganti keperluan kita tersebut. Berapa extra budget yang harus dikeluarkan jika tidak memiliki asuransi? Berkisar 5-10 juta sih paling tidak :(
- Jika ingin mencari asuransi perjalanan bisa cek web berikut Futuready. Lumayan banyak pilihannya, tapi sayang waktu akan ke Tibet kemarin, saya belum menemukan yang mau menanggung perjalanan yang beresiko dan di atas 3.000 meter di atas permukaan laut.
- Tapi untuk saya pribadi, kartu kredit paling bermanfaat sebagai alat pembayaran supaya cashless dan termonitor dengan bonus poin yang diconvert menjadi miles maskapai penerbangan yang bisa ditukarkan dengan tiket pesawat gratis hingga upgrade seat ke business class. Saya pribadi menggunakan BNI credit card co-branding dengan Garuda Indonesia. Untuk setiap transaksi sejumlah Rp 24.000 akan mendapatkan 2 miles Garuda Indonesia. Lumayan kan?
- Jadi, setiap transaksi diusahakan sebisa mungkin menggunakan kartu kredit dibanding uang cash. Namun pembayaran dilakukan sebelum jatuh tempo sehingga tidak terkena bunga. Intinya cuma mengganti penggunaan uang cash jadi sistem cashless, dengan bonus miles! Dalam setahun tiket pesawat PP gratis Surabaya-Bali sudah pasti di tangan, deh. Jadi ngga usah pusing mikir extra budget untuk tiket pesawat liburan, paling tidak sekali setahun tiket pesawat gratis sudah di tangan :)
- Kartu kredit biasanya memberikan akses gratis ke airport lounge. Nah ini juga akan membuat hemat buat kita yang sering berpergian. Coba bayangin deh, kalau sebulan sekali kita terbang dan males menunggu boarding di gate. Bawaannya ingin santai-santai di Starbucks aja. Sekali pesan kopi di Starbucks berkisar Rp. 60.000. Dalam sekali perjalanan pulang-pergi, kita akan menghabiskan Rp 120.000. Kalau dikalikan 12 bulan, totalnya Rp. 1.440.000. Gila ngga tuh? Dengan kartu kredit, kita bisa menunggu di airport lounge yang pastinya lebih nyaman dan sepi dibanding dengan menunggu di gate, makan kenyang dan minum kopi gratis, bisa sholat di mushola lounge yang lebih bersih dan sepi, lebih banyak port untuk charging semua gadget sepuasnya, dan bisa touch up make up di kamar mandi yang lebih bersih dan wangi hehe :)
3. Kartu debit prioritas. Kalau sudah agak lama bekerja dan bisa mengumpulkan uang, daripada uang disimpan di tabungan konvensional, coba deh cari tahu soal tabungan prioritas yang paling menguntungkan dan sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing. Bank buku 4 biasanya memiliki syarat yang lumayan susah untuk nasabahnya jika ingin mendaftar sebagai nasabah prioritas.
Tapi sekarang ada kok bank buku 3 yang bisa membuatkan rekening prioritas dengan minimal tabungan tidak sebesar bank buku 4. Karena home base saya di Jawa Timur, Bank Jatim cukup menguntungkan dan pas untuk saya.
- Nasabah prioritas mendapat personal relationship manager. Kalau sedang bingung soal asuransi perjalanan yang paling pas, tiket pesawat dan hotel yang recommend dan ngga sempat riset sendiri, tinggal kontak relationship manager kita saja dan dia akan bantu mencarikan. Seperti waktu saya bingung mencari asuransi perjalanan yang mau menanggung perjalanan ke ketinggian di atas 3000 meter kemarin, saya dibantu oleh relationship manager saya.
- Sama seperti kartu kredit, kartu debit prioritas juga memberi akses gratis ke airport lounge di seluruh Indonesia.
- Di bandara-bandara besar di Indonesia, ada baggage handling khusus untuk nasabah prioritas. Tidak perlu antri check-in atau baggage drop deh, tinggal jalan santai dan menunggu di lounge karena bagasi kita akan dibantu diurus oleh petugas secara cuma-cuma. Boarding pass beserta nomor bagasi akan diantarkan ke lounge. Just wait and chill :p
- Agak out of topic tapi tambahan penting nih, tabungan ini dimasukkan sebagai deposito. Lumayan lho bunganya, bisa untuk dana berlibur lagi, dapet deh dana untuk jalan-jalan ke Jepang tanpa harus kerja hehehe, jadi lagi-lagi dana untuk traveling sudah secured deh :p
So far, itu hal-hal penting yang bisa dipertimbangkan untuk smart traveling yang nyaman menurut saya pribadi. Saya bukan expert dan benar-benar masih amatir. Jadi jangan mentah-mentah percaya apa kata saya, sih hehe. Coba riset dan baca-baca sendiri, kalau perlu tanya kepada ahlinya sebelum memutuskan apapun! But I hope my information would be helpful dan kalau ada yang ingin didiskusikan, do comment below or feel free to email me and I will be happy to help :)